Dampak
Discard catch (Hasil Tangkapan yang di buang)
1. Ketika
nelayan membuang hasil
tangkapan dalam jumlah besar secara bersama-sama akan mengundang
burung laut dan species pemakan bangkai lainnya sehingga Dalam jangka panjang,
berkumpulnya pemakan bangkai ini akan menyebabkan terjadinya pembentukan
lapisan tanpa oksigen ( anoxia ) di dasar laut.
2. Dapat
merusak spesies lain. Misalnya, kegiatan perikanan udang yang menangkap dan
membuang 10-20 juta ton anakan kakap merah setiap tahunnya, mewakili lebih dari
70% dari setiap tahun angkatan yang baru. Ini adalah masalah besar untuk
perikanan kakap merah, yang memang sudah ditangkap berlebih, dan ini
menempatkan dua sektor perikanan yang paling berharga (udang dan kakap merah)
saling bertolak-belakang.
3.
Menyebabkan kerusakan populasi species yang luar biasa
terhadap species yang memiliki laju reproduksi rendah seperti burung laut,
mammalia laut, penyu, kebanyakan hiu dan pari, dan beberapa ikan bersirip yang
berumur panjang, dan bagi species yang memiliki keterbatasan kemampuan menyebar
terbatas seperti invertebrata yang hidup
dalam koloni yang terperangkap jaring pukat, seperti spons, bryozoa dan koral,
yang beberapa memerlukan waktu berdekade, jika masih bisa, untuk mengkolonisasi
kembali daerah yang sudah dipukat. Untuk jenis yang awalnya memang sudah
memiliki populasi kecil dan sebaran geografis yang terbatas, kehilangan
beberapa koloni saja di daerah yang kecil dapat berakibat besar.
Dampak ghost fishing(Alat
tangkap yang hilang/di buang)
".
1. Penghilangan
Species Mangsa
Penghilangan
species mangsa, adalah penghilangan ikan-ikan kecil dari tingkat trofik
(tingkatan dalam rantai makanan) yang lebih rendah daripada pemangsa, juga
dapat mengganggu fungsi ekosistem. Jenis pertama yang terkena dampak biasanya
adalah pemangsa, yang dapat berujung kepada menurunnya populasi. Dampak
sekunder dapat terjadi pada species mangsa lainnya, karena pemangsa terpaksa
beralih ke mangsa lain yang bukan pilihan utamanya; demikian pula dengan alga
dan plankton yang biasanya dimakan oleh ikan-ikan kecil itu.
2. Menghilangnya
Pemangsa Puncak
Penangkapan
berlebih cenderung menghantam pemangsa puncak. Lingkungan laut yang sehat dan
belum tersentuh memiliki konsentrasi tinggi ikan pemangsa puncak (Ekosistem
laut cenderung mendukung individu pemangsa puncak dibanding ekosistem darat).
Akan tetapi, pemangsa puncak cenderung berupa ikan yang paling besar, dan
mereka merupakan target tangkapan manusia.
Sepanjang
sejarah, ikan yang paling dicari untuk ditangkap adalah pemangsa puncak yang
dahulu banyak terdapat di lingkungan laut. Dengan semakin meningkatnya jumlah
penangkapan terhadap ikan pemangsa besar di laut akan membuat ikan kecil
menjadi semakin banyak sehingga akan terjadi ketidakseimbangan ekosistem.
3. Efek
terhadap ekosistem
Dari berbagai
dampak diatas terlihat kompleksitas mulai dari mangsa sampai spesies pemangsa.
Apabila spesies pemangsa dijadikan sasaran penangkapan karena tidak
adanya/berkurangnya ikan ekonomis yang terjadi secara terus menerus maka
ekosistem akan terganggu keseimbangannya. Sehingga akan menyebabkan terputusnya
rantai makanan.
Tentu saja kita
tidak menginginkan hal ini terjadi, untuk itulah perlu dilakukan berbagai usaha
guna mengurangi semakin meluasnya dampak, beberapa upaya yang bisa dilakukan
adalah :
1.
Selektifitas alat tangkap
2.
Mengatur musim penangkapan
3.
Memberlakukan sistem kuota penangkapan
4.
Pembatasan ijin kegiatan operasional penangkapan
5.
Pelarangan alat tangkap tertentu yang merusak
lingkungan
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking