Vrydag 15 Maart 2013

Dampak Discard catch dan Ghost fishing


Dampak Discard catch (Hasil Tangkapan yang di buang)
1.      Ketika nelayan membuang hasil tangkapan dalam jumlah besar secara bersama-sama akan mengundang burung laut dan species pemakan bangkai lainnya sehingga Dalam jangka panjang, berkumpulnya pemakan bangkai ini akan menyebabkan terjadinya pembentukan lapisan tanpa oksigen ( anoxia ) di dasar laut.
2.      Dapat merusak spesies lain. Misalnya, kegiatan perikanan udang yang menangkap dan membuang 10-20 juta ton anakan kakap merah setiap tahunnya, mewakili lebih dari 70% dari setiap tahun angkatan yang baru. Ini adalah masalah besar untuk perikanan kakap merah, yang memang sudah ditangkap berlebih, dan ini menempatkan dua sektor perikanan yang paling berharga (udang dan kakap merah) saling bertolak-belakang.
3.      Menyebabkan kerusakan populasi species yang luar biasa terhadap species yang memiliki laju reproduksi rendah seperti burung laut, mammalia laut, penyu, kebanyakan hiu dan pari, dan beberapa ikan bersirip yang berumur panjang, dan bagi species yang memiliki keterbatasan kemampuan menyebar terbatas seperti  invertebrata yang hidup dalam koloni yang terperangkap jaring pukat, seperti spons, bryozoa dan koral, yang beberapa memerlukan waktu berdekade, jika masih bisa, untuk mengkolonisasi kembali daerah yang sudah dipukat. Untuk jenis yang awalnya memang sudah memiliki populasi kecil dan sebaran geografis yang terbatas, kehilangan beberapa koloni saja di daerah yang kecil dapat berakibat besar.

 Dampak ghost fishing(Alat tangkap yang hilang/di buang) ".
1.      Penghilangan Species Mangsa
            Penghilangan species mangsa, adalah penghilangan ikan-ikan kecil dari tingkat trofik (tingkatan dalam rantai makanan) yang lebih rendah daripada pemangsa, juga dapat mengganggu fungsi ekosistem. Jenis pertama yang terkena dampak biasanya adalah pemangsa, yang dapat berujung kepada menurunnya populasi. Dampak sekunder dapat terjadi pada species mangsa lainnya, karena pemangsa terpaksa beralih ke mangsa lain yang bukan pilihan utamanya; demikian pula dengan alga dan plankton yang biasanya dimakan oleh ikan-ikan kecil itu.
2.      Menghilangnya Pemangsa Puncak
Penangkapan berlebih cenderung menghantam pemangsa puncak. Lingkungan laut yang sehat dan belum tersentuh memiliki konsentrasi tinggi ikan pemangsa puncak (Ekosistem laut cenderung mendukung individu pemangsa puncak dibanding ekosistem darat). Akan tetapi, pemangsa puncak cenderung berupa ikan yang paling besar, dan mereka merupakan target tangkapan manusia.
Sepanjang sejarah, ikan yang paling dicari untuk ditangkap adalah pemangsa puncak yang dahulu banyak terdapat di lingkungan laut. Dengan semakin meningkatnya jumlah penangkapan terhadap ikan pemangsa besar di laut akan membuat ikan kecil menjadi semakin banyak sehingga akan terjadi ketidakseimbangan ekosistem.
3.      Efek terhadap ekosistem
Dari berbagai dampak diatas terlihat kompleksitas mulai dari mangsa sampai spesies pemangsa. Apabila spesies pemangsa dijadikan sasaran penangkapan karena tidak adanya/berkurangnya ikan ekonomis yang terjadi secara terus menerus maka ekosistem akan terganggu keseimbangannya. Sehingga akan menyebabkan terputusnya rantai makanan.
Tentu saja kita tidak menginginkan hal ini terjadi, untuk itulah perlu dilakukan berbagai usaha guna mengurangi semakin meluasnya dampak, beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah :
1.      Selektifitas alat tangkap
2.      Mengatur musim penangkapan
3.      Memberlakukan sistem kuota penangkapan
4.      Pembatasan ijin kegiatan operasional penangkapan
5.      Pelarangan alat tangkap tertentu yang merusak lingkungan

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking